An Original Black Tea Sebagai Upaya Pencegahan yang Efektif, Mudah & Murah
Senin, 21 Oktober 2013
Senin, 29 April 2013
BERITA TENTANG TEH
Minum Teh Ampuh Kendalikan Kadar Glukosa Darah
Source: detikHealth, Senin, 01/07/2013 11:03 WIB
Jakarta - Sudah minum teh pagi ini? Kebiasaan
minum teh berefek baik untuk kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh
Departemen Gizi Masyarakat, FEMA IPB, Bogor menemukan manfaat baru
konsumsi teh hitam dan teh hijau.
Teh hitam atau black tea, adalah jenis teh hasil fermentasi dari daun teh. Sejak lama jenis teh ini bermanfaat baik bagi kesehatan. Sedangkan teh hijau atau green tea sering dikonsumsi pelaku diet untuk membantu menurunkan berat badan.
Penelitian sebelumnya yang diterbitkan British Medical Journal, mengungkapkan bahwa konsumsi teh hitam dalam jumlah besar dapat mengurangi resiko diabetes Teh hitam yang mengandung polisakarida dapat menghambat penyerapan glukosa darah.
Departemen Gizi Masyarakat, FEMA IPB, Bogor bersama Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi, FKH IPB, Bogor juga Pusat Penelitian Teh dan Kina, Bandung, juga melakukan penelitian serupa.
Pada penelitian ini mereka melibatkan beberapa tikus percobaan yang mengalami hiperglikemia. Untuk menganalisis, tikus-tikus ini diberikan teh hitam dan teh hijau. Percobaan ini dilakuakan selama 16 hari dan urin diukur setiap hari atau 24 jam.
Kadar glukosa darah tikus diperiksa menggunakan glukometer. Sedangkan kadar glukosa urinya diperiksa dengan glukosuria dan diukur menggunakan paper strip for urinalysis. Pengukuran berat jenis dan pH juga dilakukan menggunakan test strip.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian tehesangat berpengaruh terhadap kadar glukosa darah dan urin. Selama 16 hari, tikus percobaan menghasilkan 667 mg/dL urin. Untuk berat jenisnya berkisar 1.017-1.030 yang masih termasuk dalam kategori normal.
Penelitian yang telah dipublikasikan dalam acara SEMNAS PAGI 2013, tikus-tikus yang diberikan untuk teh hitam dan teh hijau, secara nyata memiliki volume urin lebih banyak dibandingkan dengan tikus lainnya. Dengan begitu konsumsi teh hitam dan teh hijau efektif mengendalikan kadar glukosa darah.
Black tea (teh hitam) merupakan jenis teh hasil fermentasi dari daun teh. Teh hitam sudah terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Perbedaan utama antara teh hitam dan jenis teh lainnya, seperti white tea atau green tea, ialah teh hitam lebih teroksidasi dengan sempurna.
Dampak dari oksidasi ini, teh hitam menjadi lebih beraroma dan mengandung lebih banyak kafein dari jenis teh lainnya. Aroma teh hitam pun bisa bertahan lebih lama, bahkan sampai beberapa tahun, ketimbang aroma dari jenis teh yang lain.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan British Medical Journal, terungkap bahwa konsumsi teh dalam jumlah besar dapat mengurangi obesitas. Penelitian terbaru menggunakan data dari 50 negara. Tujuannya, untuk melihat kaitan konsumsi teh hitam tertinggi di beberapa negara tersebut dengan penurunan sindrom metabolik atau obesitas. Penelitian ini dibawahi oleh Dr. Ariel Beresniak dari Data Mining International yang berpusat di Geneva, Switzerland.
Proses fermentasi membuat teh hitam memiliki flavanoid, yang sangat bagus untuk kesehatan. Proses ini juga membuat teh hitam mempunyai khasiat lebih untuk ‘melawan’ lemak. Kandungan theaflavin dan thearubigins yang dapat ‘meniru’ insulin terbukti dapat mengurangi kadar glukosa darah.
Teh hitam mengandung polisakarida, yang terdiri dari selulosa dan pati. Polisakarida dapat memperlambat penyerapan glukosa. Penlitian menunjukkan, polisakarida dalam teh hitam adalah inhibitor yang paling efektif untuk menyerap glukosa, dibandingkan jenis teh lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga di tiga negara dengan tingkat penderita diabetes terendah ternyata mengonsumsi setidaknya 2 kg teh hitam setiap tahunnya. Negara-negara tersebut adalah Irlandia, Inggris dan Turki.
Sedangkan tiga negara lain yang mengonsumsi teh hitam dalam jumlah rendah, ternyata memiliki jumlah penderita diabetes yang lebih banyak. Negara-negara tersebut adalah Brasil, Maroko dan Meksiko.
Teh hitam atau black tea, adalah jenis teh hasil fermentasi dari daun teh. Sejak lama jenis teh ini bermanfaat baik bagi kesehatan. Sedangkan teh hijau atau green tea sering dikonsumsi pelaku diet untuk membantu menurunkan berat badan.
Penelitian sebelumnya yang diterbitkan British Medical Journal, mengungkapkan bahwa konsumsi teh hitam dalam jumlah besar dapat mengurangi resiko diabetes Teh hitam yang mengandung polisakarida dapat menghambat penyerapan glukosa darah.
Departemen Gizi Masyarakat, FEMA IPB, Bogor bersama Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi, FKH IPB, Bogor juga Pusat Penelitian Teh dan Kina, Bandung, juga melakukan penelitian serupa.
Pada penelitian ini mereka melibatkan beberapa tikus percobaan yang mengalami hiperglikemia. Untuk menganalisis, tikus-tikus ini diberikan teh hitam dan teh hijau. Percobaan ini dilakuakan selama 16 hari dan urin diukur setiap hari atau 24 jam.
Kadar glukosa darah tikus diperiksa menggunakan glukometer. Sedangkan kadar glukosa urinya diperiksa dengan glukosuria dan diukur menggunakan paper strip for urinalysis. Pengukuran berat jenis dan pH juga dilakukan menggunakan test strip.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian tehesangat berpengaruh terhadap kadar glukosa darah dan urin. Selama 16 hari, tikus percobaan menghasilkan 667 mg/dL urin. Untuk berat jenisnya berkisar 1.017-1.030 yang masih termasuk dalam kategori normal.
Penelitian yang telah dipublikasikan dalam acara SEMNAS PAGI 2013, tikus-tikus yang diberikan untuk teh hitam dan teh hijau, secara nyata memiliki volume urin lebih banyak dibandingkan dengan tikus lainnya. Dengan begitu konsumsi teh hitam dan teh hijau efektif mengendalikan kadar glukosa darah.
Cegah Diabetes dengan Rajin Minum Teh Hitam
Source: detikHealth, Senin, 05/04/2013 11:03 WIB
Jakarta - Suka minum teh tubruk atau teh
hitam? Kebiasaan minum teh hitam ini ternyata bisa menuai efek baik
untuk kesehatan. Daun teh yang difermentasi ini rasanya sepat sedikit
pahit bisa mencegah obesitas dan penyakit diabetes.
Black tea (teh hitam) merupakan jenis teh hasil fermentasi dari daun teh. Teh hitam sudah terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Perbedaan utama antara teh hitam dan jenis teh lainnya, seperti white tea atau green tea, ialah teh hitam lebih teroksidasi dengan sempurna.
Dampak dari oksidasi ini, teh hitam menjadi lebih beraroma dan mengandung lebih banyak kafein dari jenis teh lainnya. Aroma teh hitam pun bisa bertahan lebih lama, bahkan sampai beberapa tahun, ketimbang aroma dari jenis teh yang lain.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan British Medical Journal, terungkap bahwa konsumsi teh dalam jumlah besar dapat mengurangi obesitas. Penelitian terbaru menggunakan data dari 50 negara. Tujuannya, untuk melihat kaitan konsumsi teh hitam tertinggi di beberapa negara tersebut dengan penurunan sindrom metabolik atau obesitas. Penelitian ini dibawahi oleh Dr. Ariel Beresniak dari Data Mining International yang berpusat di Geneva, Switzerland.
Proses fermentasi membuat teh hitam memiliki flavanoid, yang sangat bagus untuk kesehatan. Proses ini juga membuat teh hitam mempunyai khasiat lebih untuk ‘melawan’ lemak. Kandungan theaflavin dan thearubigins yang dapat ‘meniru’ insulin terbukti dapat mengurangi kadar glukosa darah.
Teh hitam mengandung polisakarida, yang terdiri dari selulosa dan pati. Polisakarida dapat memperlambat penyerapan glukosa. Penlitian menunjukkan, polisakarida dalam teh hitam adalah inhibitor yang paling efektif untuk menyerap glukosa, dibandingkan jenis teh lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga di tiga negara dengan tingkat penderita diabetes terendah ternyata mengonsumsi setidaknya 2 kg teh hitam setiap tahunnya. Negara-negara tersebut adalah Irlandia, Inggris dan Turki.
Sedangkan tiga negara lain yang mengonsumsi teh hitam dalam jumlah rendah, ternyata memiliki jumlah penderita diabetes yang lebih banyak. Negara-negara tersebut adalah Brasil, Maroko dan Meksiko.
Minum Teh Secara Teratur Bantu Atasi Penyakit Jantung
Source: detikHealth, Selasa, 30/04/2013 11:03 WIB
Jakarta, Teh dikenal sebagai salah satu minuman populer
sejak lama. Kehadirannya selalu ada dalam kehidupan sehari-hari, baik
pada pagi, siang, maupun malam hari. Apakah Anda termasuk? Jika ya, ini
berita baik untuk Anda. Menurun penelitian terbaru, minum teh 3 kali
sehari dapat menstabilkan dan menurunkan tekanan darah.
Tekanan darah yang tinggi secara signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Teh dapat membantu menurunkannya karena terdapat kandungan flavonoid di dalamnya. Zat flavonoid diketahui memiliki fungsi sebagai antioksidan untuk membantu melawan penyakit jantung.
"Sudah lama terbukti bahwa konsumsi teh sangat baik untuk kesehatan jantung. Penemuan ini sangat penting sebab telah menunjukkan bukti terbaru bahwa ada hubungan antara teh dan risiko utama penyakit jantung," ungkap Prof Jonathan Hodgson, peneliti dari University of Western Australia, seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (30/4/2013).
"Untuk pertama kalinya dalam ilmu pengetahuan medis, terbukti bahwa mengonsumsi teh hitam dapat menurunkan tekanan darah," lanjutnya.
Dalam penelitian ini, dilibatkan 111 laki-laki dan perempuan yang diminta untuk minum 3 cangkir teh hitam setiap hari selama 6 bulan berturut-turut. Hasilnya mereka memiliki tekanan darah sistolik dalam rentang 115-150 mmHg. Seperti diketahui tekanan darah tinggi adalah apabila sistoliknya lebih dari 140 mmHg.
Para peneliti yakin bahwa kandungan flavonoid pada teh yang dikonsumsi 3 cangkir sehari tersebut telah menurunkan 2-3 mmHg tekanan darah sistolik
responden. Diungkapkan juga penambahan susu dalam teh hitam tidak akan mempengaruhi manfaat flavonoid yang ada di teh.
"Tekanan darah tinggi merupakan faktor yang paling memungkinkan berisiko menjadi penyakit jantung. Konsumsi rutin teh hitam telah terbukti menurunkan tekanan darah melalui penelitian ini," ujar dr Tim Bond, peneliti dari Tea Advisory Panel.
"Dengan flavonid, teh menjadi semakin banyak manfaatnya untuk jantung. Rasanya akan semakin unik jika ditambahkan susu. Ini menjadi pilihan yang sangat menguntungkan bagi masyarakat, karena dengan ataupun tanpa susu, manfaat flavonoid tidak akan hilang," lanjut dr Bond.
Yuk! Bersihkan Usus dengan 7 Nutrisi Ini
Source: detikHealth, Selasa, 16/04/2013 12:30 WIB
Jakarta, Usus adalah salah satu bagian dalam proses
pencernaan yang berperan dalam penyerapan air, natrium, dan vitamin yang
larut lemak. Untuk menjaga kesehatan dan kebersihannya tentu usus
memerlukan perawatan, yaitu detoksifikasi.
Detoksifikasi atau pembersihan pada usus harus dilakukan untuk meningkatkan sistem pencernaan juga mencegah kanker usus besar. Berikut ini adalah nutrisi yang dapat digunakan untuk membantu proses detoksifikasi dikutip dari Boldsky, Senin (15/4/2013).
1. Lemon
Buah lemon sangat efektif dalam proses detoksifikasi. Dengan minum jus lemon setiap pagi akan sangat membantu pembersihan pada usus.
2. Bayam
Sayuran hijau seperti bayam juga dapat membantu pembersihan usus besar dan melindunginya dari penyakit.
3. Kecambah
Kecambah dapat dikonsumsi untuk pembersihan usus besar. Selain itu ia juga memberikan pembersihan pada hati.
4. Bawang putih
Walaupun memiliki bau yang tidak disukai banyak orang, bawang putih ternyata punya banyak kelebihan. Bawang putih dapat membantu pembersihan usus bahkan membuat jantung lebih sehat.
5. Ikan
Ikan kaya akan asam lemak, omega-3, dan minyak yang membantu agar racun-racun dalam tubuh ikut tidak mengendap pada usus besar. Jika kurang menyukai ikan, cobalah dengan buah alpukat. Karena buah ini juga kaya akan omega-3 dan minyak.
6. Biji dan Kacang-kacangan
Biji-bijian memiliki kalori yang rendah namun tinggi serat. Kacang hijau dan kacang merah pun dapat memberikan efek yang baik dalam proses ini.
7. Teh Hijau
Teh hijau selain baik untuk detoksifikasi usus juga baik untuk detoksifikasi hati.
Selain nutrisi di atas, jus buah dapat menjadi pilihan yang ringkas dan dikonsumsi di mana saja. Karena selain kaya serat, jus buah juga kaya akan enzim dan garam. Ini akan membuat proses detoksifikasi menjadi lancar.
Dengan melakukan proses detoksifikasi rutin maka Anda akan mendapatkan kulit yang lebih bersih. Selain itu Anda juga terhindar dari risiko penyakit seperti kembung, sembelit, hingga kanker usus.
Kamis, 10 Januari 2013
Langganan:
Postingan (Atom)